Mengutip sebuah
kalimat dari seorang guru tadi siang, niatan dalam hati akan membentuk
suatu guratan di wajahmu. Apakah maksudnya? Setiap apa yang kita
niatkan akan tampak dari raut wajah kita.
Jika berniat
sesuatu yang baik dalam diri kita maka akan timbul suatu guratan yang
menyenangkan di wajah kita, begitupun jika kita berniat sesuatu yang buruk.
Sebagai contoh, saat kita melihat sinetron di televisi pasti ada tokoh
protagonis dan tokoh antagonis. Seorang tokoh antagonis pasti sudah dapat
ditebak dengan mudah oleh pemirsa melalui air mukanya. Mata mereka akan tampak
lebih menyalak, sudut-sudut matanya akan tertarik ke atas, tegas, dan sinis.
Berbeda dengan tokoh protagonis -yang kebanyakan dalam sinetron Indonesia
sebagai tokoh yang teraniaya-, matanya sayu dan teduh. Bukannya sebagai korban
sinetron, namun kita pasti akan terpengaruh olehnya.
Kadang dengan
mudahnya kita menge-judge apakah orang itu baik atau jahat. Adapula
pepatah yang mengatakan dont judge a book from it’s cover, agama Islam
juga telah melarang kita untuk berburuk sangka terhadap seseorang, tetapi
berhati-hatilah dengan orang di dekat kita yang baru kita kenal.
Ups! Kembali ke
topik awal, niatan dalam hati akan membentuk suatu guratan di wajahmu. Pernahkah
kalian membaca buku Miracle of Water? Paling tidak kalian pernah
mendengar dari teman anda tentang isinya. Iya, tubuh kita terdiri dari air.
Analognya sama seperti air, bila diberi kata-kata yang baik atau indah maka
kristal air akan membentuk sesuatu yang indah dan menakjubkan, namun jika diberi kata-kata yang buruk bentuknya
akan berubah menjadi mengerikan. Tak jauh berbeda dengan tubuh kita, bila
sesuatu yang baik <niat perbuatan baik> mengalir dalam darah kita maka
kita akan tempak menyenangkan di mata orang lain, sebaliknya jika dalam darah
kita mengalir sesuatu yang jahat <niat perbuatan buruk> maka kita akan
terlihat sebagai orang paling menyebalkan sedunia. Mau kah?? Tentu tidak J.
Ooh ya? Masih
menyinggung tentang air dan tubuh. Diajarkan dalam Al Quran, Q.S Al Hujarat ayat
11:
ولا تنا بزوا با
لألقاب بئس الاسم الفسوق بعد لايمان ومن لم يتب فأ و لئِك هم الظلمون
...dan
janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang fasik setelah beriman. Dan barang siapa tidak
bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Maksud ayat di
atas adalah melarang kita untuk memanggil sesama dengan panggilan yang buruk,
yang mungkin saja seseorang yang kita juluki itu tidak rela jika namanya
diganti dengan julukan yang buruk. Siapa sih yang mau dikatain?
Misalkan namanya
adalah Yusuf, orang tuanya pasti menginginkan anak tersebut seperti Nabi Yusuf
As <walaupun di dunia ini tidak akan pernah ada yang sama, namun itu adalah
doa, pasti baikkan?>. Jangan lah kita memanggilnya dengan julukan yang
buruk, misal munyuk, maaf bukan bermaksud kasar, namun itulah yang
sering terjadi di sekitar kita, pasti yang dijuluki sangatlah merasa kesal dan
sedih jika dia yang diharapkan disamakan denngan Nabi Yusuf malah disamakan
dengan hewan.
Jadi
berhati-hatilah memberi julukan terhadap teman kita, jangan sampai membuatnya
tersinggung, kesal, dan sedih. Julukan itu pun dapat mengalir dalam tubuh kita,
ingat tubuh kita sebagian besar adalah air!! J
Yah, mungkin itu
dulu yang bisa kubagi dengan kalian... see ya guys J
0 komentar:
Posting Komentar