Copyright © About Story
Design by Dzignine
Selasa, 26 Februari 2013

Teka-Teki Jaket Hitam Silva


Part 4
Di dalam bis Silva membolak-balik koin di tangannya. Bisa-bisanya tadi dia menerima koin itu dari Indra, bukannya dia getol sekli ingin mengembalikannya pada Indra? Silva tersipu sendiri membayangkan wajah polos Indra saat pertama kali mereka bertemu, saat dengan santainya dia makan bakso di kantin sedangkan Silva keki abis karna jaketnya tidak ada, wajah Indra yang cool beberapa hari lalu saat berpapasan dengannya, dan wajahnya di halte tadi, menggelikan. Silva memalingkan wajahnya ke jendela bis, melihat jalanan yang padat oleh kendaraan, mencoba mengalihkan pikirannya dari makhluk bernama Indra.
**
Indra masih saja tersenyum geli sejak bertemu dengan Silva tadi siang. Saat makan siang wajahnya begitu sumringah, sampai-sampai bundanya bingung melihat ekspresi wajah Indra yang tidak seperti biasanya itu.
Di kamar Indra mengingat-ingat saat dia sengaja meminjam jaket Silva padahal dia membawa jaket sendiri, dia yang menyembunyikan jaket Silva di dalam tas dan berpura-pura makan bakso dengan santainya padahal dia menahan tawa melihat Silva yang marah-marah. Dia juga yang sengaja menaruh koin kembalian laundrynya di saku jaket Silva agar dia tahu bahwa orang yang yang meminjam jaketnya bernama Indra.
Indra tahu betul bahwa skenarionya akan berhasil, skenario menggelitik nun menyenangkan.
**
Hari ini Silva malas memesan makanan seperti teman-temannya yang lain. Silva memilih duduk sendirian di pojok kantin. Di tangannya tetap ada koin kembalian itu. Koin Indra.
Entah kenapa baru kali inilah dia merasakan galau, dia juga merasa sangat konyol. Ada apa ini ya??
“Nggak pesen makanan?”, Indra tiba-tiba sudah duduk di sampingnya. Silva hampir saja terlonjak dari duduknya. Tubuhnya tiba-tiba membeku.
“Haa? Oo, nggak, tadi udah sarapan di rumah”, jawab Silva kikuk.
“Beneran?? Terus kenapa tuh koinnya masih dipegangin? Belum ikhlas cuma lima ratus perak dendanya? Bentar deh!” Indra beranjak dari duduknya dan menuju kearah kedai bakso tak jauh dari tempatnya.
Dari tempat duduknya Silva tahu apa yang sedang dilakukan Indra, dia memesankan bakso untuknya, sekaligus es jeruk! Tak lama kemudian Indra dating dengan dua mangkuk bakso dan dua gelas es jeruk.
“Kemarin kan aku udah bilang, aku udah nggak pengen lagi, lagian aku juga bercanda.”
“Anggap aja ini tanda permintaan maafku.”
“Permintaan maaf?”
“Yaa, apa aja deh.. minta maaf pokonya.” Kata Indra malu-malu.
Detik selanjutnya mereka sudah asyok ngobrol ke mana-mana, mereka terlihat begitu akrab seperti sudah lama berteman.
Dalam hatinya Indra berteriak kegirangan, yess!! Good job, Ndra!!
**

3 komentar: